Dear you, My Princess
Hari ini sepertinya matahari sedang bahagia, walaupun langit di
selatan sana terlihat menghitam. Langit selatan, berarti mungkin
sekarang di desamu sedang mendung atau mungkin gerimis.
Apa kabarmu hari ini, A... ???
Saat ini mungkin kau sedang memandangi
langit juga, menyaksikan Mahakam meluap, menghanyutkan bergalon-galon
air ke arah hilir, ke kotaku. Atau, kau sedang sibuk berperahu ke hulu,
menangkap angin dan melawan arus dengan perahumu, mengayuh pelan tapi
pasti di bawah mendung yang menggantung.
Dan aku, selalu suka berperahu bersamamu, walaupun kadang rasa takut
menderaku melihat pinggiran perahu yang berjarak hanya satu jengkal dari
air, takut membayangkan kita bisa tenggelam kapan saja bila perahu ini
oleng atau kandas di delta anak sungai yang mulai menyurut airnya. Tapi,
bersamamu aku berani, selalu ada perasaan aman dan merasa di lindungi.
“di bawah gemintang perahu kita melaju, perlahan.
Dingin menelusup ke dadamu yang berisi aku lewat sela-sela lengan.
Di bibirmu, mengalun lirih dendang anak Mahakam, menabahkan.
Dan aku, dipelukmu, memejam, sambil menghitung detak dada tempatku menyandarkan kepala.
Cinta itu ada, nyata, walau diam, beriak-riak seperti sungai yang sedang memeluk perahu kita. ”
Hei, ingatkah kau. Pernah pada suatu malam disatu perjalanan, perahu
kita kandas dan hampir terbalik karena menabrak endapan pasir yang
timbul ketika sungai menyurut. Andai cahaya bulan lebih terang malam
itu, kau pasti bisa melihat rona wajahku yang memucat, ketakutan
setengah mati. Dan kau di buritan sana, tergelak-gelak mendengarku
berteriak, mengolok-olokku yang tidak bisa berenang, sial.
Dan beginilah, tiap kali aku menulis sesuatu apa saja tentangmu, ada
saja yang selalu kurindui. Kali ini, aku rindu suara tawamu, suara gelak
gelimu waktu itu. Sungguh.
A...., suratku ini hanya dialog satu arah yang sepi, hanya penuh dengan
kenangan tentangmu yang terekam di memoriku. Dia hanya hening saja. Ada
bagian dimana hatiku tersinkronisasi dengan kecengenganku, mengingatmu
dengan airmata. Uuurrggh, kau tahu, aku sangat membencinya, benci
menjadi cengeng. Seperti seorang yang merasa hidupnya paling malang di
dunia.
Sudah sore A..... namanya,
seperti biasa. Lalu mengambil gitarmu, menggumankan sebuah lagu.
Tiba-tiba aku berharap hari ini lagu yang kau nyanyikan adalah tentang
aku, apapun itu.
Dan A......, aku merindukanmu, perjalanan kita, merindukan hulu sungai,
merindukan perahu itu… merindukan kita, serindu-rindunya. Apakah kau
merasakan itu?
Miss U, Princess
Sebuah Perahu
16:41 |
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih Atas Komentarnya
Pilih
Beri Komentar Sebagai => Name/URL