Mengenal dirimu adalah sebuah anugrah terindah dalam hidupku
yang takkan pernah kulupakan dalam hidupku..
sebab kaulah yang membuatku jadi seperti begini
yang sampai kapanpun takkan bisa melupakan dirimu.......
Anugrah Terindah
True Love ( Cinta Sejati )
Cinta sejati adalah cinta yang terdiri dari dua orang saja dan tak ada tempat untuk orang ketiga.
Dan Cinta sejati Rela berkorban demi orang yang dia cintainya.
Tentang Aku Kau Dan Dia
Betapa ku mencintai dirimu
Kau hianatiku dan jadi mimpi burukku
Betapa engkau ku kagumi
Kau telah tinggal di dalam palung hati
Melihat engkau bersamanya
Namun ku mencoba tuk tegar menghadapinya
Yang membuat hatiku semakin terluka
Sudah usai sudah cerita engkau dan aku
Ku anggap sebagai bingkisan kalbu
Surya Saputra
Gerimis
Dear you, My Princess
Ini suratku yang ketiga, masih untukmu tentu saja. Apa kabarmu hari ini? Hujankah di sana? Di sini, gerimis sedang bersuka cita di luar sana, bunyinya yang jatuh di atap rumah, berisik. Seberisik anak-anak yang mandi setiap sore di tepian sungaimu. Seberisik gelak kita ketika mencoba curang bermain kartu.
Kau tahu, H. Bahwa aku pencinta gerimis. Aku pencandu hujan yang keterlaluan. Tak terhitung jari lagi kau harus rela menyerahkan diri, menjadi korban, menemaniku menikmati hujan. Menungguiku memandangi gerimis yang turun perlahan dan melebat kemudian. Kau tak pernah mengeluh, ya, tak sekalipun, terimakasih untuk menemaniku, saat itu aku lupa mengucapkannya.
Lalu, ingatkah kau, setiap mendung, aku pasti mendatangimu di rumah rakit itu. Mengajakmu menyeduh kopi sambil menunggui langit yang gelap menjatuhkan ribuan jarum air. Entah kenapa hujan dan kopi bagiku adalah dua hal yang dijodohkan oleh Tuhan, tidak dapat dipisahkan. Di jendela, dengan Mahakam sebagai pemandangannya, dan aroma kopi hitam yang menguap ke udara, aku sering kali membisu, mengabaikanmu. Memandangi gerimis itu turun, menikmati rima hujan yang jatuh di talang-talang air. Terhisap dalam momen yang bahkan tak ada kamu, hanya aku dan gerimisku. Dan kau, dengan tabah duduk di sampingku, sambil menyesap kopimu, membiarkanku tenggelam dalam canduku terhadap anugerah alam yang satu ini. Dan bila aku sudah membuka mata, pelukmulah yang kemudian melingkupi bahuku yang kedinginan, menelisipi jemariku dengan genggaman yang menghangatkan. Terimakasih lagi, entah, mungkin saja aku selalu lupa mengatakan betapa berharganya kamu saat itu. Sementara kopiku, tak tersentuh, mendingin saja di gelasnya. Tapi, Hei… biasanya kopiku tinggal setengah, setengahnya sudah kau minum juga.
“bagaimana rasanya hujan di hatimu?” tanyamu suatu hari,
“setiap kali aku selalu iri padanya, selalu berharap bahwa akulah yang menjadi hujan itu agar aku selalu menikmati pemujaanmu terhadapku” lanjutmu.
Hatiku melumer dalam diam, Ahh, kata-katamu itu berdentam-dentam di kepalaku sekarang.
Surat-suratku ini, H. Sesungguhnya adalah memoar tentang kita yang terekam di pikiranku, apa saja. Setiap hari akan kuceritakan apapun tentangmu. Agar kelak bila kau membacanya, kau akan tahu bahwa aku mengingat setiap detailnya, mengingat setiap hal terkecil dirimu. Ataupun jika kau tak pernah membaca ini, cukup dia menjadi tulisan yang akan terjabarkan rapi dan kata-kata sunyi yang menyimpan rahasianya sendiri.
Dan H, aku sedang duduk di jendela sekarang, menikmati hujan. Mencoba sekali lagi menghadirkan kamu, tapi tak pernah sama lagi kurasa. Hujanku tak akan pernah sama lagi tanpamu.
H, jaga dirimu baik-baik di sana. Berhentilah bersedih. Lanjutkanlah hidupmu, kau akan baik-baik saja, percayalah. Dan Hei, bila hujan datang, pakailah sweater yang pernah aku beri itu, dan andai kau sudi, anggaplah aku ada di situ, sedang memelukmu, sekali lagi.
Karena di sini, kapanpun saat gerimis jatuh ke bumi, hatiku memang benar-benar sedang memelukmu.
Miss you much, A..
Prince
PS. Dan baru saja kutitipkan sebuah kecupan, semoga angin menempiaskannya padamu tiap hujan datang
Surya Saputra
Sebuah Perahu
Dear you, My Princess
Hari ini sepertinya matahari sedang bahagia, walaupun langit di
selatan sana terlihat menghitam. Langit selatan, berarti mungkin
sekarang di desamu sedang mendung atau mungkin gerimis.
Apa kabarmu hari ini, A... ???
Saat ini mungkin kau sedang memandangi
langit juga, menyaksikan Mahakam meluap, menghanyutkan bergalon-galon
air ke arah hilir, ke kotaku. Atau, kau sedang sibuk berperahu ke hulu,
menangkap angin dan melawan arus dengan perahumu, mengayuh pelan tapi
pasti di bawah mendung yang menggantung.
Dan aku, selalu suka berperahu bersamamu, walaupun kadang rasa takut
menderaku melihat pinggiran perahu yang berjarak hanya satu jengkal dari
air, takut membayangkan kita bisa tenggelam kapan saja bila perahu ini
oleng atau kandas di delta anak sungai yang mulai menyurut airnya. Tapi,
bersamamu aku berani, selalu ada perasaan aman dan merasa di lindungi.
“di bawah gemintang perahu kita melaju, perlahan.
Dingin menelusup ke dadamu yang berisi aku lewat sela-sela lengan.
Di bibirmu, mengalun lirih dendang anak Mahakam, menabahkan.
Dan aku, dipelukmu, memejam, sambil menghitung detak dada tempatku menyandarkan kepala.
Cinta itu ada, nyata, walau diam, beriak-riak seperti sungai yang sedang memeluk perahu kita. ”
Hei, ingatkah kau. Pernah pada suatu malam disatu perjalanan, perahu
kita kandas dan hampir terbalik karena menabrak endapan pasir yang
timbul ketika sungai menyurut. Andai cahaya bulan lebih terang malam
itu, kau pasti bisa melihat rona wajahku yang memucat, ketakutan
setengah mati. Dan kau di buritan sana, tergelak-gelak mendengarku
berteriak, mengolok-olokku yang tidak bisa berenang, sial.
Dan beginilah, tiap kali aku menulis sesuatu apa saja tentangmu, ada
saja yang selalu kurindui. Kali ini, aku rindu suara tawamu, suara gelak
gelimu waktu itu. Sungguh.
A...., suratku ini hanya dialog satu arah yang sepi, hanya penuh dengan
kenangan tentangmu yang terekam di memoriku. Dia hanya hening saja. Ada
bagian dimana hatiku tersinkronisasi dengan kecengenganku, mengingatmu
dengan airmata. Uuurrggh, kau tahu, aku sangat membencinya, benci
menjadi cengeng. Seperti seorang yang merasa hidupnya paling malang di
dunia.
Sudah sore A..... namanya,
seperti biasa. Lalu mengambil gitarmu, menggumankan sebuah lagu.
Tiba-tiba aku berharap hari ini lagu yang kau nyanyikan adalah tentang
aku, apapun itu.
Dan A......, aku merindukanmu, perjalanan kita, merindukan hulu sungai,
merindukan perahu itu… merindukan kita, serindu-rindunya. Apakah kau
merasakan itu?
Miss U, Princess
Broken Heart
Jangan datang lagi, Cinta.
Kegagalan ini menjadi milik ku saja. Tidak akan ada penyesalan, tidak akan ada dendam, semua yang hilang akan termaafkan. Beri aku sedikit waktu untuk berduka, atau ruang untuk berbalik dan mengenangmu, hanya sekedarnya.
Tak akan ada yang kubawa, percayalah. Karena memang tidak ada lagi yang tersisa. Kau lihat, bahkan aku tak berairmata. Jadi berbalik, melangkah dan pergilah. Aku akan baik-baik saja…
Dan Tolong jangan menoleh lagi karena kau tau…. aku tidak akan pernah kembali.
“Terkadang seseorang yang harusnya menghapus airmatamu adalah orang yang justru membuatmu menangis sejadi-jadinya”…
SALAM :
Surya Saputra
Sendiri Tanpa Hadirmu
Setelah ku rasa perih
Kegagalan ini membuat ku tak berdaya
Setelah kau tinggal pergi
Biar ku sendiri tanpa hadirmu kini lagi (......) -_-
1000 tahun
Surya Saputra
CINTAKU ABADI KEPADAMU
Name : Herianto Rambe